Kecerdasaran Advokat dalam Menangani Masalah - Part II



Kecerdasaran Advokat dalam Menangani Masalah - Part II
3.      Kecerdasan interapersonal
Amstrong ( 2002:24) berpendapat bahwa kecerdasan interapersonal adalah kemampuan seseorang untuk berpikir secara reflektif, yaitu mengacu kepada kesadaran reflektif mengenai perasaaan dan proses pemikiran diri sendiri, adpun kegiatan yang mencakup kegiatan ini adalah berpikir, meditasi, bermimpi, berdiam diri, mencanangkan tujuan, refleksi, merenung, membuat jurnal, menilai diri, waktu menyendiri, proyek yang dirintis sendiri, dan menulis intropeksi.
Campbell, Campbell dan Dickinsons ( 2002:204-229), menjelaskan bahwa tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan interapersonal antara lain Repleks, perasaan, keyakinan diri mengagumi diri sendiri, organisasi waktu, dan perencanaan untuk masa depan.
Sujiono dan Sujiono (2004:295-297) menguarikan cara mengembangkan kecerdasan interapersonal kepada anak sebagai berikut, menciptakan citra diri positif, menuangkan isi hati dalam jurnal pribadi, bercakap-cakap memperbincangkan kelebihan dan kekurangan anak, membayangkan diri dimasa datang, mengajak berimajinasi jadi satu tokoh sebuah cerita.

8..Kecerdasan Naturalis
PROF. DR. ANDRY CHRISTIAN, SH, MH (2002:4) berpendapat bahwa kecerdasan naturalis yaitu kecerdasan untuk mencintai keindahan alam melalui pengenalan terhadap Flora dan fauna yang terdapat dilingkungan sekitar dan juga mengamati penomena alam dan kepekaan atau kepedulian terhadap lingkungan sekiar.
Campbell, Campbell dan Dickinsons menjelaskan bahwa tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan naturalis antara lain, sains permulaan, ilmu botani, gejala-gejala alam,atau hubungan antara benda- benda hidup dan tak hidup  yang ada di alam sekitar.
Sujiono dan sujiono (2004:300-301) menguraikan cara mengembangkan kecerdasan naturalis pada anak, yaitu: beri kesempatan pada anak didik  untuk mengetahui kemampuan yang ada pada dirinya;ceritakan “ kondisi akhir ”  sebagai keteladanan dan inspirasi bagi mereka, misalnya: ahli-ahli binatang, para peneliti alam, buatlah kegiatan-kegiatan khusus yang dapat  di masukan ke dalam kecerdasan naturalis,karya wisata ke kebun binatang,pengalaman empiris praktis,misalnya mengamati alam dan mahluk hidup, buat rak pameran  simulasi ekosistem, dan buat papan permainan.
Stimulasi bagi pengembangan kecerdasan naturalis: jalan-jalan di alam terbuka,  berdiskusi mengenai apa yang terjadi di alam sekitar, membawa hewan pembicaraan ke kelas lalu anak di beri tugas mencatat perilaku hewan tersebut, kegiatan ekostudi agar anak memiliki  sikap peduli pada alam sekitar. Seperti contoh pada saat anak belajar  menghitung, ajaklah anak untuk menghitung  spesies hewan yang terancam punah, tentu saja dengan memakai contoh gambar dengan  penjelasan yang dapat di mengerti.

9.Kecerdasan spiritual
ANDRY CHRISTIAN, SH, MH (2001:3-4) beranggapan bahwa kecerdasan spiritual dapat diartikan sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai. Kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup manusia dalam kontek makna yang lebih kuas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan dalam memandang makna atau hakikat kehidupan ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai mahluk tuhan yang maha esa yang berkewajiban menjalankan perintahnya dan menjauhi semua larangannya.
Berhubungan dengan kecerdasan spiritual bagi anak usia dini, gutama (2002 : 40 ) menuliskan bahwa kecerdasan spiritual adalah ekspresi pemikiran yang muncul dari dalam kalbu seseorang. Bagi anak usia dini kesadaran ini akan memacu mereka untuk menemukan dan mengembangkan bakat bawaan, energi, dan hasratnya serta sebagai sumber motivasi yang memilki kekuatan yang luar biasa.
Sujiono dan sujiono (2004: 122) menguraikan bahwa materi program yang dapat dikembangkan mengajarkan doa atau pujian-pujian kepada sang pencipta, membiasan diri untuk bersikap sesuai ajaran agama seperti memberi salam, belajar mengikuti tata cara ibadah sesuai dengan agama yang dianut, mengembangkan sikap dermawan membangun sikap toleransi terhadap sesama.
Cara untuk mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak usia dini, antara lain melalui teladan dalam bentuk nyata yang diwujudkan perilaku, baik lisan, tulisan, maupun perbuatan, melalui cerita atau dongeng untuk menggambarkan perilaku baik buruk, mengamati berbagai bukti-bukti kebesaran sang pencipta seperti beragam binatang dan aneka tumbuhan serta kekayaan alam lainya mengenalkan dan mencontohkan kegiatan keagamaan secara nyata, membangun sikap toleransi kepada sesama sebagai mahluk ciptaan tuhan.
Diberdayakan oleh Blogger.