Kecerdasan Hukum Ekonomi dalam Penerapan di Pengadilan



Kecerdasan Hukum Ekonomi dalam Penerapan di Pengadilan
1.      Kecerdasan Linguistik
Amstrong( 2002:2) berpendapat bahwa kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah kata atau kemampuan menggunakan kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya, kecerdasan ini memiliki 4 keterampilan yaitu, menyimak, membaca, menulis dan berbicara
Prof. Dr. ANDRY CHRISTIAN, SH, MH (2002;13-29) menjelaskan bahwa  tujuan  pengembangan  kecerdasan linguistik adalah: agar anak mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan  dengan baik. memiliki kemampuan berbahasa  untuk meyakinkan orang lain,  mampu mengingat dan menghafal informasi,mampu memberikan penjelasan,serta mampu untuk membahas itu sendiri.
Sujiono dan Sujiono (2004;285-288) menguraikan bahwa materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan linguistik, antara lain pengenalan abjad, bunyi, ejaan, membaca, menulis, menyimak, berbicara atau berdiskusi dan menyampaikan laporan secara lisan serta bermain games atau mengisi teka teki silang sederhan.

2.Kecerdasan logika matematik
amstrong (2002:2) berpendapat bahwwa kecerdasan logis- matematis adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Kecerdasan ini melibatkan keterampilan mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat.
Campbell, Campbell dan Dickinson (2002: 45-58) menjelaskan bahwa tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika antara lain mengenal bilangan, beberapa pola, perhitungan, pengukuran, geometrik, statistik, peluang, pemecahan masalah, logika, games setrategi dan atau petunjuk grafik.
Sujiono dan sujiono (2004:288-290) menguaraikan cara  mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anak antara lain, menyelesaikan puzzle, permainan ular tangga, domino dan lain-lain permainan ini akan membantu anak dalam latihan mengasah kemampuan memcahkan berbagai masalah dengan berbagai logika, mengenal bentuk geometri dapat dimulai dengan kegiatan sederhana sejak anak masih bayi, misalnya dengan menggantung berbagai bentuk geometri dalam berbagi warna diatas tempat tidurnya, mengenalkan bilangan melaui sajak berirama dan lagu, eksploarsi pikiran melaui diskusi dan olah pikir ringan, dengan obrolan ringan, misalnya mengaitkan pola hubungan sebab akibat atau perbandingan, bermain tebak tebakan angka dan sebaginya. Pengenalan Pola, permainan menyusun pola tertentu dengan menggunakan kancing warna warni, memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika, dapat dengan cara mengikut sertakan anak belanja membantu mengecek barang yang sudah masuk dalam kereta belanjaan mencermati berat ukuran barang yang kita beli, memilih dan mengelompokan sayur mayur maupun buah yang akan dimasak oleh ibu di dapur.

3.      Kecerdasan Visual spasial
Amstrong (2002:3) berpendapat bahwa visual spasial merupakan kemampuan untuk mevisualisasika gambar didalam vikiran seseorang. Kecerdasan ini digunakan oleh anak untuk berpikir dalam bentuk visualisasi dan gambar untuk memecahkan sesuatu maslah atau menemukan jawaban.
            Campbell, Campbell dan Dickinson ( 2002 :112-136) menjelaskan bahwa tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan Visual Spasial, antara lain penanyangan Video, gambar, menggunakan model( modeling0 dan atau diagram.
ANDRY CHRISTIAN (2004:292-295) menguaraikan bagaimana cara mengembangkan kecerdasan Visual spasial pada anak sebagai berikut, mencoret coret, untuk mampu menggambar, anak memulainya dengan tahapan mencoret terlebih dahulu. Mencoret biasanya dimulai sejak anak berusia sekitar 18 bulan ini pada dasarnya kegiatan mencoret merupakan sarana anak mengekpresikan diri meski apa yang digambarnya dalam coretannya belum tentu langsung terlihat isi pikirannya.selain itu,kegiatan ini juga dalam melatih koordinasi tangan mata anak, menggambar dan melukis kegiatan menggambar dan melukis dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dengan biaya yang relatif murah. Sediakan alat-alat yang diperlukan seperti kertas, pensil warna, dan krayon. Biarkan anak menggambar dan melukis apa yang ia inginkan sesuai imajinasi dan kreatifitasnya karena menggambar dan melukis merupakan ajang bagi anak untuk mengekspresikan diri. Kegiatan membuat prakarya atau kerajinan tangan menuntut kemampuan anak memanipulasi bahan. Kretifitas dan imajinasi anak pun terlatih karenanya selin itu, kerajinan tangan dapat membangunkepercayaan diri anak, mengunjungi berbagai tempat dapat memperkaya pengalaman visual anak seperti mengajaknya kemusium, kebun binatang, menempuh perjalanan wisata lainnya. 
Melakukan permainan konstruktif dan kreatif, sejumlah permainan seperti membangun konstruksi dengan menggunakan balok, Puzzle, permainan rumah rumahan ataupun peralatan Video, Film, Peta atau gambar dan slide.Mengatur dan merancang kejelian anak untuk mengatur dan merancang, juga dapat diasah dengan mengajaknya dalam kegiatan mengatur ruang di rumah, seperti ikut menata kamar tidurnya kegiatan seperti ini juga baik untuk meningkatkan kepercayaan diri anak, bahwa ia mampu memutuskan sesuatu
Diberdayakan oleh Blogger.