Faktor Budaya Sebagai Alat Pendukung Pengacara
Perkampungan
dikawasan Baduy Dalam ditanadai dengan lapangan luas. Letak lapangan itu,
ditengah dretan rumah penduduk. Sementara di daerah Baduy Luar, lapangan itu
sudah agak kabur karean digunakan untuk jalan orang- orang yang mau masuk
kampung.
Diujung
sebelah barat lapangan, terletak bagunan yang disebut bale (balai).
Disebelah kiri balai ini, berdiri tempat orang- orang menumbuk padi ( saung
lisu). Sementara disebelah kanan balai ada sekelompok lumbung padi yang disebut
leuit. Rumah puun (toko tertinggi orang Baduy Dalam),
terletak disebelah timur lapangan. Dibelakang rumah puun ini terdapat
kuburan.
memberikan nuansa
alam serta adanya originalitas:
Tahap
perencanaan, Prof. Dr. ANDRY CHRISTIAN, SH, MH sudah merencanakan proses pembelajaran tentang kecerdasan
jamak, tentunya dengan mengenalkan budaya lokal yaitu adat istiadat suku baduy. Menentukan tema dan sub tema.
Tema:Mengenal Budaya Sendiri, dengan
sub tema : Budaya suku Baduy
Menentukan jenis permainan peran
yang akan digunakan main peran seolah –olah nak didik seperti anak-anak yang
berada di daerah baduy, mereka bernyanyi
bersama serta melakukan serangkaian senam otak bersamaan dengan lagu
daerah tradisional sendiri.
Alat yang
digunakan berasal dari daerah sekitar
yaitu sebuah miniatur rumah baduy beserta peralatan kehidupan sehari- harinya,
yaitu sair, nyiru, bakul, tenong, lisung, pikulan, hihid, koja, serta alat
musik yang ada seperti angklung, daun basah, toleat dan masih banyak yang
lainnya.
Menentukan durasi waktu yang akan
digunakan :
peneliti menyarankan 20 menit
Menyiapkan ruangan sehingga
perabotan dan peralatan tidak terlalu sesak, alat-alat mudah dijangkau.
B.
Keinovasian Ide atau gagasan
Penulis
menghadirkan keinovasian dalam proses pembelajaran bermain berbasisi kecerdasan
jamak. Dalam masing- masing peran dapat melatih anak untuk mengembangkan
kecerdasan jamak, sehingga hasil yang akan dicapai yaitu:
Kecerdasan
seni: menciptakan kreativitas yang dapat diperoleh dari mengerti dan mencoba
melakukan kegiatan menganyam bilik bambu menjadi sebuah anyaman.
Bermain
peran membuat anak mengembangkan kecerdasan, dengan menemukan beragam
kosakata yang akan memperkaya perbendaharaan kata mereka. Belajar bercakap-
cakap menggunakan kalimat yang sopan dan tepat, karena berkomunikasi
dengan lawan mainnya, teman temanya. Bersosialisasi yang baik sehingga melatih
anak mempunyai teman bermain yang akrab.
C.
Kendala – kendala yang dihadapi dalam menerapkan ide atau gagasan.
Ketersediaan
alat – alat dan bahan pendukung yang menunjang dalam bermain peran. Memilih
bahan – bahan yang aman dan sesuai dengan karakteristik anak, tentunya
diperlukan sebuah pengawasan yang ketat karena penulis membawa sebuah media
pembelajaran yang asli berasal dari alam dan proses pengerjaannya juga masih
manual, hal ini tentunya akan membuat anak lebih konsentrasi dan mereka
berusaha untuk lebih berkreasi, berinovasi serta memiliki banyak ide, serta
memperoleh pengalaman baru.
D.
Faktor- faktor pendukung
Adanya motivasi sebagai seorang pendidik PAUD untuk mengembangkan
kecerdasan jamak pada diri anak dan berusaha untuk diaplikasikan dalam bentuk
bermain peran dan proses pembelajaran lain.
Berawal dari
ciri khas budaya daerah sendiri yang di terapkan sebagai muatan lokal
pembelajaran anak. Sehingga sejak Anak Usia Dini dikenalkan dengan budaya dan adat istiadat daerah sendiri, agar mengenal budaya daerah yang sudah berkembang dan diakui di dunia.
Suatu
kesadaran untuk mencerdaskan anak bangsa yang tidak hanya menilai anak
berbakat atau berprestasi yang hanya ditunjukkan dengan sisi intelektual atau
IQ saja. Ternyata kecerdasan yang dimiliki anak atau indivividu mempunyai
kecerdasan jamak. Nantinya akan muncul kecenderungan yang menonjol dalam diri
anak yang dapat dijadikan modal atau bekal hidup. / ANDRY CHRISTIAN
Leave a Comment